ANALISIS PENERAPAN KURIKULUM MERDEKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 14 MENGKURAI

Gerezia Silfana Putri. 2025. Analisis Penerapan Kurikulum Merdeka Pada Siswa
Kelas V SD Negeri 14 Mengkurai. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar STKIP Persada Khatulistiwa Sintang. Pembimbing I: Dr. Adriana
Gandasari, M.Pd. Pembimbing II: Sirilus Sirhi, S.TP., M.M.

Kata kunci: Kurikulum Merdeka, kesiapan guru, kendala pembelajaran, persepsi
siswa dan guru.

Perubahan kurikulum di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan agar sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan siswa.
Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional diberlakukan untuk diterapkan di
Sekolah Dasar dengan memberikan keleluasaan kepada guru dalam merancang
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi siswa. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan kesiapan guru, kendala yang dihadapi, serta
persepsi guru dan siswa terhadap penerapan Kurikulum Merdeka di kelas V SD
Negeri 14 Mengkurai. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif
dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian terdiri dari guru, siswa kelas V,
dan kepala sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) guru memiliki
pemahaman yang cukup terhadap Kurikulum Merdeka, 2) Kendala yang dihadapi
meliputi kesulitan dalam penilaian yang menyesuaikan perbedaan kemampuan
siswa, keterbatasan waktu dan sumber daya, rendahnya motivasi dan kemandirian
siswa, serta kurangnya pelatihan dan dukungan dalam menerapkan metode
pembelajaran yang baru, 3) persepsi guru sejalan dengan persepsi siswa dan
kepala sekolah walaupun masih terdapat kendala dan memerlukan
penyempurnaan. Kesimpulannya, Kurikulum Merdeka di kelas V SD Negeri 14
Mengkurai sudah cukup dipahami oleh guru, namun pelaksanaannya masih
menghadapi beberapa kendala. Meskipun demikian, guru, siswa, dan kepala
sekolah menunjukkan persepsi yang positif dan sejalan terhadap kurikulum ini.
Implikasi dari penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi sekolah,
guru, dan pemangku kebijakan. Rekomendasi yang disarankan meliputi pelatihan
dan pendampingan berkala, peningkatan fasilitas belajar, serta penguatan
kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat agar pembelajaran berjalan
secara optimal.