ETNOBOTANI TUMBUHAN DALAM RITUAL MOPAT ASAM PADA SUKU DAYAK LIMBAI DUSUN PONGGA BARU DESA TANJUNG BERINGIN SEBAGAI PENGEMBANGAN BUKU REFERENSI

Anjelina. 2025. Etnobotani Tumbuhan Dalam Ritual Mopat Asam Pada Suku Dayak Limbai Dusun Pongga Baru Desa Tanjung Beringin Sebagai Pengembangan Buku Referensi. Pembimbing I: Benediktus Ege, M.Pd., Pembimbing II: Yuniarti Essi Utami, M.Pd.

Kata Kunci: Etnobotani, Ritual, Mopat Asam, Masyarakat, Dusun Pongga Baru, Buku Referensi

Suku Dayak Limbai merupakan salah satu kelompok masyarakat adat yang masih memegang teguh tradisi dan kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu tradisi tersebut adalah ritual Mopat Asam, sebuah upacara adat yang berhubungan dengan masa kehamilan dan kelahiran anak pertama, yang memiliki makna spiritual dan sosial yang mendalam. Tumbuhan menjadi bagian penting dalam pelaksanaan ritual ini karena dianggap memiliki nilai simbolis, spiritual, dan fungsional. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui jenis tumbuhan yang digunakan cara pemanfaatan tumbuhan dalam ritual Mopat Asam. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif deskristif melalui teknik survei dan pengumpulan data menggunakan lembar wawancara. Analisis data dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat 18 spesies tumbuhan dari 9 famili yang digunakan dalam ritual mopat asam, dengan famili zingiberaceae sebagai paling dominan. Hasil penelitian ini kemudian dikembangkan menjadi sebuah buku referensi. Validasi buku tersebut menunjukkan hasil yang baik, yakni 75% oleh ahli media, 97,32% oleh ahli materi dan 93,56% dari hasil uji coba pada mahasiswa, yang semuanya menyatkan buku tersebut valid namun memerlukan sedikit revisi. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Dayak Limbai di Dusun Pongga Baru Desa Tanjung Beringin secara turun temurun memanfaatkan berbagi jenis tumbuhan dalam ritual mopat asam, dan penelitian ini berhasil dirangkum dalam sebuah buku referensi yang layak dijadikan bahan ajar. Diharapkan buku ini tidak hanya memperkaya ilmu pengetahuan mengenai etnobotani dan budaya lokal, tetapi juga turut melestarikan kearifan lokal masyarakat Dayak serta menjadi sumber informasi yang bermanfaat bagi akademisi, peneliti, pelajar, dan masyarakat umum yang tertarik dengan praktik keselamatan tradisional berbasis tumbuhan.