ANALISIS PROSES DAN MAKNA SIMBOL BETONONG PADA MASYARAKAT DAYAK BARAI KECAMATAN KAYAN HILIR

Marsiana. 2025, Proses dan Makna Simbol Betonong pada Masyarakat Dayak Barai Kecamatan Kayan Hilir Kabupaten Sintang. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Persada Khatulistiwa Sintang. Pembimbing I: Sri Astuti, S.S.,M.Pd., Pembimbing II: Dr. Yusuf Olang,M.Pd.

Kata Kunci : proses ritual, makna simbol dan kebudayaan

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kepedulian dan minat masyarakat untuk mengetahui apa saja tradisi dan budaya yang ada pada masyarakat itu sendiri, khususnya masyarakat Dayak Barai, Desa Bukit Segaloh Dusun Semumpung, Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Sintang dan banyaknya generasi mudah Dayak Barai yang bahkan tidak mengetahui apa dan bagaimana betonong. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) Bagaimanakah proses pengobatan Tradisional betonong pada masyarakat Dayak Barai Kecamatan Kayan Hilir. (2) Bagaimanakah simbol betonong pada masyarakat Dayak Barai Kecamatan Kayan Hilir. (3) Bagaimanakah makna simbol betonong pada masyarakat Dayak Barai Kecamatan Kayan Hilir. Metode yang digunakan kualitatif dengan pendekatan penelitian deskriptif-kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, teknik wawancara mendalam, teknik dokumentasi dan teknik catat. Alat pengumpulan data menggunakan lembar observasi, pedoman wawancara,dokumentasi dan catatan lapangan. Análisis data menggunakan teknik triangulasi. Berdasarkan hasil penelitian ini betonong dilakukan oleh seorang dukun yang disebut penonong yaitu untuk mengetahui atau mengidentifikasi penyakit non medis. Alat yang digunakan dalam pengobatan betonong ini berupa tikar, beras, mangkok, lunyu (sumpit). Dalam proses ritual pengobatan betonong terdapat beberapa simbol yang mempunyai tujuan, kegunaan, dan makna tertentu, diantaranya alat-alat ritual pengobatan betonong seperti: tikar, beras, mangkok dan lunyu (sumpit). Berdasarkan penelitian ini betonong mempunyai makna simbol yaitu beras sebagai penghubung antara dunia manusia dan roh leluhur, sumpit meminta petunjuk, tikar pengikat tali persaudaraan. Berdasarkan pembahasan tersebut dapat peneliti simpulkan betonong merupakan cara untuk mengidentifikasi jenis penyakit yang tidak dapat disembuhkan secara medis dan dengan ciri-ciri penyakit yang tidak lumrah. Penelitian ini mampu melestarikan kebudayan lokal, khususnya masyarakat Dayak Barai.. Semoga kedepannya diharapkan masyarakat luas dapat mengetahui betonong pada masyarakat Dayak Barai.